Jamu Heritage

Jamu merupakan warisan budaya pengobatan asli Indonesia yang telah dilestarikan secara turun-temurun. Jamu, yang terdiri dari racikan berbagai tanaman herbal, dipercaya dapat memberikan khasiat baik bagi tubuh karena telah digunakan bahkan jauh sebelum dikenalnya dunia pengobatan modern.

27 November 2017
template artikel (4)

Tekan Risiko Kematian Sejak Dini

JAKARTA,—Kanker paru masih menjadi salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Hal itu karena gejala kanker paru-paru tidak dapat dideteksi sejak dini. Maka dari itu, kesadaran masyarakat terhadap kanker paru harus terus ditingkatkan agar risiko kematian akibat kanker paru-paru bisa ditekan sejak dini.

Pada kampanye bulan kepedulian kanker paru, Sabtu (25/11), di Jakarta, Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (Pori) dengan Komite Penanggulangan Kanker Nasional menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker paru-paru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada 2015 terdapat hampir 1,7 juta orang yang didiagnosis mengidap kanker paru. Sementara menurut laporan Global Burden Cancer pada 2012, terdapat 1,2 juta (16,8 persen) angka kejadian baru pada kanker. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1 juta (30 persen) kematian disebabkan oleh kanker paru.

Menjauhi rokok

Dokter Departemen Pulmonologi dan Respiratori Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Elisna Syahruddin mengatakan, mendeteksi sel kanker paru sejak dini belum bisa dilakukan karena teknologi belum menunjang. Elisna menyampaikan bahwa hal paling baik yang bisa dilakukan masyarakat adalah pencegahan primer dengan cara benar-benar menjauhi rokok. Hal lainnya adalah secara aktif melakukan pemeriksaan rutin ke dokter ahli paru-paru oleh kelompok risiko yang mencakup perokok dan berusia 40 tahun ke atas.

Elisna menjelaskan, harapan hidup pasien selama lima tahun bisa masih besar jika gejala kanker paru-paru segera disadari pada stadium awal. Setelah itu mesti dilakukan tindakan operasi. Menurut Elisna, kanker selama ini menjadi pembunuh utama karena gejalanya terlambat disadari.

“Biasanya baru tahu kalau seseorang mengidap kanker paru ketika sudah stadium tiga atau empat. Kalau di keluarga ada yang kanker artinya kewaspadaan harus ditingkatkan,” ujar Elisna.

Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, gejala kanker paru yang patut diperhatikan setiap orang adalah batuk.

Menurut Soehartati, tidak ada batuk yang biasa. Jika seseorang mengalami batuk dalam jangka waktu lama, bahkan sampai mengeluarkan darah dan disertai penurunan berat badan yang tidak wajar, hal itu menjadi pertanda awal mengidap kanker paru-paru.

“Batuk bisa menjadi pertanda awal seseorang mengidap kanker paru-paru,” ujarnya. (DD10)

Sumber : Kompas, 27 November 2017


Comment (1)

You must be logged in to post a comment.

Copyrights © 2017 - 2024 Jamu Heritage. All Rights Reserved.