Tag Archives: payudara

Copy of Breast Cancer Awareness 1 Rev

Apa yang terjadi ketika kanker payudara bermetastasis di paru-paru?

Kanker payudara dapat terjadi metastatis di paru-paru mengacu pada kanker yang awalnya berkembang di dalam jaringan payudara dan telah menyebar ke paru-paru.

Kanker payudara dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh. Hal ini disebut metastasis. Yang paling sering terjadi metastatis pada kanker payudara adalah kanker tulang, otak, paru-paru, dan hati.

Apa itu kanker payudara metastatik di paru-paru?

Metastasis adalah istilah yang merujuk pada kanker yang telah menyebar di luar area primer ke tempat berbeda di dalam tubuh. Kanker payudara metastatik di paru-paru mengacu pada kanker yang awalnya berkembang di dalam jaringan payudara tetapi telah menyebar ke paru-paru.

Kanker payudara adalah salah satu kanker paling umum di kalangan wanita. Sekitar 6–10 persen kanker payudara awal yang didiagnosis dokter bersifat metastasis. Jumlah ini tidak termasuk kanker payudara yang berlanjut ke stadium 4 setelah diagnosis awal. Biasanya, ahli kanker menyebut kanker payudara stadium 4 sebagai kanker payudara metastatik.

Beberapa sel kanker payudara metastasis ini dapat mempengaruhi paru-paru. Adalah penting bahwa seorang ahli onkologi mengkonfirmasi bahwa tumor di paru-paru adalah sekunder, artinya mengandung sel-sel kanker payudara. Jika tidak ada sel kanker payudara, tumor tersebut bisa menjadi kanker primer yang baru bertimbul.

Gejala

Orang mungkin tidak mengalami gejala kanker payudara metastasis di paru-paru dengan segera. Gejala yang muncul ketika kanker payudara metastasis di paru-paru meliputi:

  • batuk terus menerus
  • rasa sakit di paru-paru
  • kesulitan bernafas atau sesak napas
  • mengi
  • kelelahan
  • batuk darah
  • kehilangan selera makan
  • penurunan berat badan yang tidak disengaja

Penyebab

Sel-sel kanker terjadi pembelahan dan berkembang biak sehingga tumor primer akan tumbuh lebih besar. Ketika tumor primer sudah tumbuh membesar, maka sel-sel kanker ini dapat memasuki aliran darah atau sistem getah bening untuk melakukan perjalanan ke daerah yang jauh.

Dalam beberapa kasus, sejumlah kecil sel kanker payudara dapat bertahan dari perawatan awal dan tetap tidak aktif dalam tubuh selama beberapa waktu sebelum tumbuh lagi di situs utama atau menyebar ke area lain dari tubuh.

Sel kanker payudara harus mengalami perubahan signifikan untuk bertahan hidup dan tumbuh di paru-paru. Sel-sel ini juga harus berubah untuk menahan serangan dari sistem kekebalan tubuh. Pilihan pengobatan untuk kanker yang baru terbentuk akan tergantung pada bagaimana ia berubah selama metastasis. Sudah lazim bagi kanker untuk bermetastasis ke beberapa tempat sekaligus.

Diagnosa

Mendiagnosis kanker payudara metastatik di paru-paru dimulai dengan pemeriksaan fisik dan tes darah.

Jika penyedia layanan kesehatan mencurigai metastasis paru-paru, mereka kemungkinan akan memesan tes pencitraan, seperti:

  • Rontgen dada
  • CT scan
  • PET scan

Jika seorang dokter menemukan tumor di paru-paru, tugas mereka selanjutnya adalah memastikan bahwa tumor tersebut adalah kanker payudara metastatik dan bukan kanker paru-paru primer. Ini sangat penting bagi orang yang merokok atau sedang merokok.

Prosedur diagnostik lain yang dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis kanker payudara metastasis termasuk:

  • menguji sampel lendir
  • bronkoskopi, tempat dokter memasukkan benang kamera yang fleksibel melalui hidung dan ke paru-paru untuk memeriksa struktur pernapasan
  • biopsi jarum paru-paru, tempat dokter mengangkat sampel jaringan paru-paru untuk pengujian lebih lanjut

 

Cara mengurangi risiko metastasis

Setelah seseorang menerima perawatan awal, kanker payudara dapat tertidur di dalam tubuh sebelum menyebar ke area lain. Orang-orang yang telah menerima pengobatan di masa lalu harus memantau diri mereka sendiri untuk tanda-tanda atau gejala yang dapat menunjukkan kambuhnya kanker.

Meskipun tidak ada cara tunggal untuk menghindari kanker payudara metastatik sepenuhnya, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi risiko seseorang.

Orang-orang dapat mengurangi risiko metastasis dengan faktor-faktor berikut:

  • menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur
  • menjalani pemeriksaan kanker payudara secara teratur
  • makan diet seimbang
  • berolahraga secara teratur
  • tidak merokok atau berhenti merokok
  • menghindari asupan alkohol yang berlebihan
  • mempertahankan berat badan yang sehat
  • memantau kadar vitamin D
  • mengurangi stres

Pilihan pengobatan untuk kanker payudara metastatik di paru-paru

Dokter menganggap kanker payudara metastasis sebagai kanker stadium 4. Ini tidak dapat disembuhkan, dan perawatan berfokus pada melemahkan kanker untuk menghentikannya tumbuh saat bekerja untuk meningkatkan kualitas hidup bagi individu.

Perawatan untuk kanker payudara metastatik di paru-paru biasanya melibatkan obat-obatan sistemik, atau seluruh tubuh, yang mengobati kanker di seluruh tubuh, seperti yang berikut:

Kemoterapi. Kemoterapi adalah terapi obat yang menghancurkan semua sel yang tumbuh cepat dalam tubuh, baik kanker maupun sehat.

Terapi hormonal. Terapi hormon adalah pengobatan kanker yang mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan menurunkan kadar hormon tertentu yang dibutuhkan kanker untuk tumbuh. Kanker payudara reseptor-positif hormon merespon dengan baik terhadap perawatan ini.

Terapi yang ditargetkan. Bentuk pengobatan kanker ini mencoba untuk mengobati kanker dengan lebih presisi daripada kemoterapi. Perawatan ini menargetkan reseptor, protein, atau molekul spesifik pada sel kanker yang memudahkan sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker atau mengurangi pertumbuhannya.

Radiasi. Dalam kasus kanker payudara metastasis, dokter sering menggunakan terapi radiasi untuk mengurangi gejala dan mengendalikan pertumbuhan kanker. Terapi radiasi dapat membantu mengurangi rasa sakit dan menurunkan risiko patah tulang yang melemah akibat kanker.

Komplikasi

Kanker payudara metastatik di paru-paru dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya yang berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan.

Cairan di paru

Sel kanker payudara dapat terbentuk di daerah antara bagian luar paru-paru, juga dikenal sebagai ruang pleura. Ini dapat menyebabkan penumpukan cairan berlebih, suatu kondisi yang dikenal sebagai efusi pleura ganas.

Efusi pleura ganas dapat memperburuk beberapa gejala kanker di paru-paru, termasuk:

  • batuk yang memburuk
  • sesak napas atau mengi
  • rasa sakit di dada

Dokter mengobati efusi pleura ganas dengan mengeringkan kelebihan cairan atau dengan melakukan prosedur yang dikenal sebagai pleurodesis. Ini melibatkan penutupan ruang antara paru-paru dan dinding dada, yang mencegah cairan menumpuk di antara dua lapisan.

Toksisitas karena perawatan

Perawatan kanker dapat menyebabkan efek samping yang signifikan yang memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan. Kemoterapi dan perawatan kanker sistemik lainnya dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti:

  • fungsi sistem kekebalan yang lebih rendah
  • infeksi
  • kelelahan
  • kehilangan selera makan
  • mual
  • muntah
  • sembelit

Dampak psikologis

Menerima diagnosis kanker stadium 4 dapat mmberikan dampak psikologis yang berkepanjangan. Orang dapat mengalami depresi, kecemasan, dan stres akibat kondisi mereka.

Orang yang berjuang dengan gejala psikologis negatif mungkin ingin mempertimbangkan bergabung dengan kelompok pendukung atau mencari konseling profesional untuk membantu mereka mengatasi situasi mereka. Menjangkau teman atau orang yang dicintai dapat membuat perbedaan yang signifikan.

 

Copy of Copy of Breast Cancer Awareness 1 Rev

Setelah Divonis Sisa Hidup Hanya Tiga Bulan, Wanita Ini Kalahkan Kanker Payudara Stadium Lanjut

Jamu Heritage Artikel

26 Juni 2018

Seorang wanita yang mengidap kanker payudara stadium lanjut berhasil diselamatkan setelah divonis oleh dokter hanya dapat bertahan selama 3 bulan. Awalnya Judy Perkins diperkirakan bakal bertahan hidup hanya selama tiga bulan lantaran kanker payudara telah menyebar dan tidak bisa disembuhkan dengan terapi konvensional saat ini.

Wanita asal Florida Amerika itu punya tumor sebesar bola tenis di bagian liver dan kanker yang menjalar ke sejumlah bagian tubuh. Namun, nyawanya dapat diselamatkan setelah sebuah tim di Institut Kanker Nasional AS melakoni uji coba terapi.

“Sekitar satu pekan setelahnya (terapi) saya mulai merasakan sesuatu. Saya punya tumor di dada dan saya bisa merasakan itu menyusut. Perlu sepekan atau dua pekan lagi sampai rasa itu hilang,” ujar Judy. Judy mengenang pemindaian pertama setelah terapi, tim medis sangat gembira dan meloncat ke sana ke mari. Saat itulah dia diberitahu bahwa dirinya boleh jadi telah disembuhkan.

Setelah itu dua tahun kemudian tim medis tidak menemukan tanda-tanda kanker di tubuh Judy. Wanita itu kini menjalani hidup dengan berrpergian dan berolahraga kayak. Bahkan dia baru menyelesaikan perjalanan lima pekan mengelilingi Florida.

Terapi yang diterapkan pada Judy Perkins, menurut Institut Kanker Nasional di AS, masih memerlukan uji coba lanjutan sebelum bisa digunakan secara luas. Namun prinsip utamanya adalah mengalahkan sel kanker dengan sistem kekebalan tubuh sang pasien. Dr Steven Rosenberg, kepala bedah di Institut Kanker Nasional, mengatakan terapi tersebut merupakan “perawatan paling personal yang bisa dibayangkan.”

Sebelum memulai terapi, tumor pasien dianalisa secara genetis untuk mengenali berbagai perubahan langka yang membuat sel kanker dapat diserang sistem kekebalan tubuh. Dari 62 kejanggalan genetis pada Judy Perkins, hanya empat yang berpotensi diserang.

Selanjutnya para peneliti berburu sel darah putih pasien dan mengambil sel yang mampu menyerang kanker. Sel itu kemudian ditumbuhkembangkan dalam jumlah banyak di laboratorium. Beberapa waktu kemudian, sekitar 90 miliar sel disuntikkan ke tubuh Judy Perkins. Pada saat bersamaan, perempuan berusia 49 tahun itu juga diberi obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

“Mutasi-mutasi yang menimbulkan kanker ternyata menjadi titik lemah kanker itu sendiri,” jelas Dr Rosenberg.

Hasil uji coba terhadap Judy Perkins dan uji coba lanjutan yang lebih besar diperlukan untuk memastikan temuan tim medis di Institut Kanker Nasional. Sejauh ini tantangan terapi kekebalan tubuh dalam mengatasi kanker adalah cara tersebut sangat berhasil untuk sejumlah pasien, tapi sebagian besar lainnya tidak merasakan manfaat apapun.

“Terapi ini sangat bersifat uji coba dan kami baru mempelajari bagaimana melakukannya, namun ini berpotensi diterapkan ke semua jenis kanker,” kata Dr Rosenberg. “Banyak pekerjaan yang harus dilakukan, namun ada potensi perubahan paradigma dalam terapi kanker—obat yang unik untuk setiap pasien kanker. Ini sangat berbeda dari perawatan lainnya,” lanjutnya.

Rincian mengenai terapi yang dijalankan Dr Rosenberg dan timnya dipublikasikan jurnal ilmiah Nature Medicine.

Secara terpisah, Dr Simon Vincent selaku direktur riset di lembaga Breast Cancer Now, menilai penelitian Dr Rosenberg adalah “kelas dunia”. “Kami pikir ini adalah hasil yang luar biasa. Ini adalah peluang pertama untuk melihat terapi kekebalan tubuh terhadap kanker payudara jenis paling umum yang baru diuji coba pada satu pasien.” “Ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tapi ini berpotensi membuka area baru dalam terapi untuk banyak orang.”

Sumber: BBC.com

 

Kanker Payudara

Kanker Payudara Juga Bisa Menyerang Pria. Kenali Gejalanya

Kanker payudara sering dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang wanita, padahal pria juga bisa mengidap kanker tersebut. Kanker dapat berkembang pada jaringan payudara kecil pria, tepatnya di belakang puting. Ya, kanker dapat berkembang pada jaringan payudara apapun, baik berukuran besar, atau pun kecil pada pria.

Salah satu gejala awal yang paling mudah ditemukan adalah terdapat benjolan keras, dan terasa sakit pada salah satu bagian payudara. Itu diungkapkan oleh dokter spesialis bedah konsultan bedah onkologi, dr. M. Yadi Permana, Sp. B (K) Onk.

“Pada dasarnya gejala kanker payudara pada pria, lebih mudah ditemukan dibandingkan dengan wanita. Namun para pria lebih terkesan cuek dan menganggap tabu, sehingga jarang melakukan pemeriksaan,” ucapnya saat dalam acara Serba Serbi Kanker Payudara di Jakarta Selatan, Senin, 29 Januari 2018.

Baca Juga : Kurangi Resiko Kanker Dengan Menjaga Berat Badan Ideal

Gejala awal kanker payudara pada pria pun sama dengan pada wanita. “Gejalanya sama seperti terdapat benjolan keras pada dada, benjolan tersebut tidak bergerak, kulit pada area payudara berubah warna kemerahan, berubah tekstur kulit seperti kulit jeruk, bahkan keluar cairan dari payudara,” ucapnya.

Dokter Yadi juga mengatakan, kanker payudara bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari faktor genetik atau keturunan, hingga pola hidup tak sehat seperti merokok dan minum minuman keras. Jika sudah terdapat tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan dengan cara USG payudara dan Mammografi.

Sumber : Viva.co.id

Copyrights © 2017 - 2024 Jamu Heritage. All Rights Reserved.