Tag Archives: wanita

Stop Cancer

Tahun Lalu Ada 3,1 Juta Kasus Kanker yang Terdeteksi

15 Februari 2018

Kementerian Kesehatan mengklaim berhasil mendeteksi 3,1 juta kanker pada wanita sepanjang 2017. Angka itu termasuk sangat tinggi sehingga Kemenkes mendorong pentingnya kepedulian terhadap penyakit kanker.

”Tahun lalu adalah tahun tertinggi [Kemenkes] bisa melakukan deteksi dini kanker payudara dan serviks. Sekitar 3 juta seratus ribu sasaran wanita yang diperiksa,” kata Subuh, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, dalam keterangan resmi, Rabu (14/2/2018).

Bertepatan dengan Hari Puncak Kanker pada Selasa (13/2), Subuh berharap agar jumlah deteksi dini kanker pada tahun ini bisa lebih bertambah. Semakin terdeteksi sejak awal, gejala kanker yang diderita bisa cepat ditangani.

”Kalau ingin Indonesia mengetahui status kanker, perlu 37 juta pemeriksaan. Kalau 3 juta per tahun bisa 12 tahun lebih untuk mengetahuinya. Ini adalah momen yang paling baik,” tambahnya.

Adapun, Hari Kanker Sedunia 2018 digelar dalam rangkaian acara satu bulan. Surat edaran tentang Peringatan Hari Kanker Sedunia 2018 ke-34 Provinsi pun telah disebar dengan berbagai kegiatan.

Dari rangkaian acara Hari Kanker Sedunia 2018 ini, Subuh mengapresiasi kegiatan training of trainer (ToT) yang dilakukan oleh Komite Penanggulangan Kanker Nasional pada 4-6 Februari 2018. Kegiatan tersebut melibatkan masyarakat agar nantinya dapat dengan sadar melakukan deteksi kanker.

”Satu lagi kegiatan yang sangat baik sekali, dari Komite Penanggulangan Kanker Nasional Indonesia melaksanakan ToT se-nasional dengan sasaran masyarakat awam,” ucap Subuh.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyambut baik peringatan ini. Anis mengajak warga DKI untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, serviks, atau kanker mata pada anak-anak.

”Pada peringatan Hari Kanker ini sekaligus mengajak warga DKI terkait deteksi kanker ini. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia, Indonesia, dan Jakarta,” kata Anies.

 

Sumber: Bisnis.com

Kanker Serviks

Tekan Angka Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

Senin, 22 Januari 2018 – 09:44 WIB

Dalam setiap satu jam, 1 sampai  2 perempuan meninggal karena kanker serviks. Vaksin HPV bisa menjadi solusi menekan angka kasus kanker mematikan tersebut. Sayangnya, di Indonesia program vaksin ini belum optimal.

Selama ini pemeriksaan IVA atau pap smear dianggap sebagai upaya skrining atau deteksi dini kanker serviks yang efektif. Namun pada kenyataannya, skrining atau deteksi dini kanker serviks dengan tes pap smear dan IVA tidak dapat mencegah kanker serviks menyerang kaum hawa.

Terlebih, sekarang ini cakupan deteksi dini kanker serviks baru 11%, yaitu 4% dengan IVA dan 9% dengan pap smear. Jadi, jika mengandalkan dua tes tersebut, sulit untuk menurunkan insiden kanker serviks.

“Satu-satunya cara mencegah kanker serviks menggerogoti tubuh adalah dengan menjalani vaksin HPV,” ujar Prof dr Andrijono SpOG(K), Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), dalam diskusi bertema “Mendorong Vaksin Human Pappiloma Virus (HPV) sebagai Program Vaksinasi Nasional di Jakarta” pada Jumat (19/1/2018).
Baca Juga : Benjolan Pada Tempat Tertentu Ini Bisa Menandakan Hal Buruk Lho, Apa Saja ?

Data di RSCM/FKUI menunjukkan, untuk setiap 1.000 perempuan yang menjalani skrining kanker serviks, 1,3 pasien positif kanker serviks. Jika diperluas ke seluruh Indonesia, dengan melihat komposisi jumlah penduduk perempuan, diperkirakan ada 70.000 penderita kanker serviks di Indonesia. Problem klasik di Indonesia, kanker serviks kebanyakan terdeteksi di stadium lanjut, di mana 94% akan meninggal dalam dua tahun.

Setiap satu jam, 1-2 perempuan meninggal karena kanker serviks. Selain proresivitas penyakit, daftar tunggu pengobatan yang sangat panjang, terutama di daerah, juga meningkatkan angka kematian. Vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks belum menjadi program nasional. Baru sebagian kecil wilayah yang sudah melakukan, yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya.

Di negara-negara yang sudah menjalankan program vaksin HPV secara nasional, kejadian kanker serviks secara signifikan turun. Sebut saja di Australia turun 50% setelah menjalankan program ini selama 10 tahun. Bahkan, di Kanada dan Swedia, angka kejadian kanker serviks turun 80%-84%.

Irma Chaniago, anggota Komisi IX DPR-RI Komisi IX, sangat aktif mendorong agar vaksin HPV dijadikan program nasional. Menurutnya, tahun 2015, Komisi IX mengadakan rapat dengar pendapat dengan Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Dari pertemuan itu, Komisi IX sudah mengusulkan perlunya vaksinasi HPV untuk menjadi program nasional, di mana semua fraksi setuju.

“Biaya untuk program nasional tidaklah sebanding dengan dampak penyakit yang ditimbulkan,” ujar Irma. Komisi IX melihat program kesehatan Kemenkes tidak ada perubahan dari tahun ke tahun. Perlu dibuat terobosan program, antara lain memulai program vaksinasi HPV.

Pilot project yang sudah dilakukan di tiga kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya, perlu diperluas ke wilayah lain. “Setelah 2019, diharapkan vaksin HPV sudah menjadi program nasional,” tandasnya. Menurutnya, hal ini juga mendesak untuk dilakukan.

Sebab, keadaan di daerah rata-rata belum memiliki alat kemoterapi, bahkan rumah sakit regional rujukan tidak memiliki fasilitas kemoterapi. Ditambah, sosialisasi kanker serviks tidak sekuat program Kemenkes lain.

Irma menilai pemerintah belum menjadikan vaksinasi HPV sebagai prioritas karena beranggapan bahwa kanker serviks bukan wabah. Adapun pilot project vaksin HPV yang sudah dijalankan saat ini yaitu menggunakan vaksin quadrivalen. Dari pilot project yang sudah dilakukan, tidak ditemukan keluhan efek samping.

Proses terjadinya kanker serviks diawali dengan infeksi HPV. Masalahnya, infeksi HPV tidak menimbulkan gejala. Data Litbangkes Kemenkes menunjukkan bahwa insiden infeksi HPV di Indonesia mencapai 5,2% atau ada satu kasus per 20 orang. HPV akan memenetrasi sel-sel serviks.

Kabar baiknya, 70-80 persen infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuh bagus. Hanya 4%-5% infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker. Perjalanan setelah infeksi adalah lesi prakanker dan kanker. Pap smear dan IVA umumnya menemukan kelainan di tahap prakanker.

Sumber : Sindonews.com

Copyrights © 2017 - 2024 Jamu Heritage. All Rights Reserved.