Tekan Risiko Kematian Sejak Dini
JAKARTA,—Kanker paru masih menjadi salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Hal itu karena gejala kanker paru-paru tidak dapat dideteksi sejak dini. Maka dari itu, kesadaran masyarakat terhadap kanker paru harus terus ditingkatkan agar risiko kematian akibat kanker paru-paru bisa ditekan sejak dini.
Pada kampanye bulan kepedulian kanker paru, Sabtu (25/11), di Jakarta, Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (Pori) dengan Komite Penanggulangan Kanker Nasional menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker paru-paru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada 2015 terdapat hampir 1,7 juta orang yang didiagnosis mengidap kanker paru. Sementara menurut laporan Global Burden Cancer pada 2012, terdapat 1,2 juta (16,8 persen) angka kejadian baru pada kanker. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1 juta (30 persen) kematian disebabkan oleh kanker paru.
Dokter Departemen Pulmonologi dan Respiratori Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Elisna Syahruddin mengatakan, mendeteksi sel kanker paru sejak dini belum bisa dilakukan karena teknologi belum menunjang. Elisna menyampaikan bahwa hal paling baik yang bisa dilakukan masyarakat adalah pencegahan primer dengan cara benar-benar menjauhi rokok. Hal lainnya adalah secara aktif melakukan pemeriksaan rutin ke dokter ahli paru-paru oleh kelompok risiko yang mencakup perokok dan berusia 40 tahun ke atas.
Elisna menjelaskan, harapan hidup pasien selama lima tahun bisa masih besar jika gejala kanker paru-paru segera disadari pada stadium awal. Setelah itu mesti dilakukan tindakan operasi. Menurut Elisna, kanker selama ini menjadi pembunuh utama karena gejalanya terlambat disadari.
“Biasanya baru tahu kalau seseorang mengidap kanker paru ketika sudah stadium tiga atau empat. Kalau di keluarga ada yang kanker artinya kewaspadaan harus ditingkatkan,” ujar Elisna.
Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, gejala kanker paru yang patut diperhatikan setiap orang adalah batuk.
Menurut Soehartati, tidak ada batuk yang biasa. Jika seseorang mengalami batuk dalam jangka waktu lama, bahkan sampai mengeluarkan darah dan disertai penurunan berat badan yang tidak wajar, hal itu menjadi pertanda awal mengidap kanker paru-paru.
“Batuk bisa menjadi pertanda awal seseorang mengidap kanker paru-paru,” ujarnya. (DD10)
Sumber : Kompas, 27 November 2017
Gejala, Penyebab serta Langkah Pencegahan untuk Kanker Mulut
Kanker mulut adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di dalam mulut. Misalnya pada bibir, lidah, gusi, dinding mulut, serta langit-langit mulut. Kanker ini dapat menyebar secara langsung ke jaringan-jaringan di sekitar mulut atau melalui kelenjar getah bening. Di antara seluruh kasus kanker yang muncul, diperkirakan hanya terdapat dua persen kanker mulut. Karena itu, jenis kanker ini termasuk kanker yang jarang terjadi.
Sebagian besar kanker mulut menyerang lansia berusia 50-75 tahun dan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Tetapi kanker ini juga dapat terjadi pada kalangan dewasa muda, terutama akibat infeksi HPV (human papillomavirus).
Jenis Kanker Mulut
Kanker mulut yang paling umum terjadi adalah karsinoma sel skuamosa. Diperkirakan sekitar 90 persen pengidap kanker mulut menderita jenis ini.
Jenis kanker mulut lainnya adalah melanoma oral ganas dan adenokarsinoma. Melanoma oral ganas adalah kanker yang berkembang dari sel melanosit. Sedangkan adenokarsinoma adalah kanker yang menyerang kelenjar air liur.
Gejala-gejala Kanker Mulut
Seperti kanker pada umumnya, gejala kanker mulut juga jarang dan sulit terdeteksi pada stadium awal. Karena itu, kita sebaiknya mewaspadai gejala-gejala umumnya yang meliputi:
- Sariawan yang tidak kunjung sembuh.
- Bercak kemerahan atau putih dalam mulut.
- Benjolan atau penebalan pada dinding dalam mulut.
- Rasa sakit dalam mulut, terutama lidah.
- Sulit atau rasa sakit saat menelan serta mengunyah.
- Gigi yang goyang tanpa penyebab yang jelas.
- Perubahan suara.
- Mengalami kesulitan saat bicara.
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher.
- Rahang yang terasa kaku atau sakit.
- Sakit tenggorokan.
Gejala kanker mulut juga cenderung sulit dikenali karena sering kali mirip dengan indikasi penyakit lain yang lebih ringan. Tetaplah waspada dan segera periksakan diri ke dokter jika gejala-gejala tersebut tidak kunjung sembuh selama lebih dari dua minggu, terutama bagi perokok berat atau yang sering mengonsumsi minuman keras.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Mulut
Kanker mulut disebabkan oleh adanya perubahan pada perkembangan sel-sel dalam mulut atau bibir. Penyebab di balik mutasi ini belum diketahui secara pasti. Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang dipercaya dapat memicu kemunculan kanker ini. Di antaranya adalah:
- Menggunakan segala jenis tembakau, seperti rokok, cerutu, serta tembakau kunyah.
- Konsumsi minuman keras secara berlebihan.
- Infeksi HPV (human papillomavirus).
- Pola makan yang buruk.
- Kebersihan mulut yang tidak terjaga, misalnya membiarkan gigi berlubang atau gusi yang mengalami infeksi.
- Mengunyah buah pinang.
Langkah Pencegahan Kanker Mulut
Karena penyebabnya yang belum diketahui, kanker mulut tidak dapat dicegah sepenuhnya. Tetapi Anda tetap dapat mengambil langkah-langkah sederhana untuk menurunkan risikonya, yaitu:
- Berhenti merokok dan jangan menggunakan tembakau dalam bentuk apa pun.
- Hindari atau membatasi konsumsi minuman keras Anda.
- Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang, terutama dengan meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan.
- Menjaga kebersihan mulut, misalnya rajin menyikat gigi.
- Memeriksakan kesehatan gigi secara teratur, setidaknya setahun sekali.
Badan Kesehatan Dunia (PBB) atau WHO menyatakan bahwa pencegahan merupakan strategi terbaik yang paling efektif untuk mengontrol penyakit kanker. Lebih jauh dipaparkan bahwa satu dari tiga kasus kanker sesungguhnya dapat dicegah sebelum kanker tersebut meluas dan memperparah kondisi pasien.
Skema Pencegahan Kanker ditujukan bagi Anda yang ingin melakukan pencegahan terhadap penyakit kanker. Pencegahan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik memiliki keturunan kanker atau tidak.
Bagi anda penderita Kanker Darah, kami dari jamuheritage.com telah menyediakan Skema Pengobatan Kanker Mulut lengkap dengan dosis-dosis yang dibutuhkan.
Sumber: aladokter.com
Mitos Seputar Kanker Serviks
Memercayai hal-hal yang belum tentu benar dapat membuat Anda lengah dalam mewaspadai bahaya sebenarnya dari kanker serviks.
Anda sudah lebih dari tiga tahun menikah atau aktif berhubungan seksual dan belum pernah menjalani pemeriksaan pap smear? Beberapa wanita percaya pada informasi yang belum tentu benar dan menunda memeriksakan diri untuk mendeteksi potensi keberadaan kanker serviks. Berikut ini adalah mitos-mitos yang beredar, sekaligus fakta yang meluruskannya, seputar kanker yang terletak di leher rahim itu.
Mitos 1: Kanker serviks tidak dapat dicegah.
Fakta: Meski tidak 100 persen melindungi, infeksi virus human papilloma atau HPVdapat dicegah dengan vaksin HPV. Selain itu, dengan menjalani pap smear secara teratur bisa membuat sel-sel abnormal dapat terdeteksi secara dini dan ditangani sebelum menjadi sel kanker. Menghindari tindakan tertentu seperti berhubungan seksual di usia dini atau berganti-ganti pasangan seksual, merokok, serta menghindari diri dari infeksi klamidia dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks.
Mitos 2: Jika terdeteksi telah terinfeksi HPV, berarti Anda pasti mengidap kanker serviks.
Fakta: Belum tentu. Terdapat lebih dari 100 jenis HPV yang tidak semuanya menjadi pemicu kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 adalah penyebab 70 persen kasus-kasus kanker leher rahim.
Mitos 3: Wanita yang sudah mendapat vaksin HPV tidak perlu lagi menjalani pap smear.
Fakta: Vaksin HPV hanya melindungi Anda dari tiga tipe virus paling umum sebagaipenyebab kanker serviks. Namun ada jenis virus lain yang juga dapat mengakibatkan kanker. Dengan demikian, pemeriksaan pap smear secara teratur tiap 3 tahun sekali tetap dibutuhkan untuk mendeteksi keberadaan sel abnormal.
Mitos 4: Penanganan kanker serviks membuat penderita tidak dapat memiliki keturunan lagi.
Fakta: Histerektomi atau pengangkatan rahim serta radiasi memang dapat membuat Anda tidak dapat lagi mengandung. Namun terdapat prosedur lain untuk menangani kanker serviks stadium awal, seperti trakelektomi, yaitu prosedur mengangkat leher rahim tanpa mengikutsertakan rahim, sehingga pasien yang menjalaninya tetap dapat mengandung. Penanganan sel abnormal sebelum berubah menjadi kanker juga berisiko lebih kecil dalam menyebabkan kemandulan.
Mitos 5: Saya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak mungkin mengidap kanker serviks.
Fakta: Infeksi HPV pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala seperti pendarahan setelah berhubungan seksual atau di antara masa menstruasi umumnya dialami setelah sel abnormal telah menjadi kanker serviks. Ini sebabnya pemeriksaan pap smear secara rutin tiap 3 tahun sekali diperlukan untuk mendeteksi jika terjadi perubahan sel. Selain itu, tidak semua kasus kanker serviks menimbulkan gejala yang jelas; ada beberapa kasus yang tidak menyebabkan gejala sebelum mencapai stadium lanjut.
Mitos 6: Jika Anda terkena kanker serviks, berarti pasangan Anda yang sekarang tidak setia.
Fakta: Virus HPV dapat tinggal dalam tubuh tanpa menunjukkan gejala apapun dalam hitungan tahun. Dengan kata lain, sulit untuk memastikan sejak kapan seseorang mengidap kanker serviks, apakah ditulari pasangan yang sekarang atau sebelumnya.
Mitos 7: Saya tidak akan terkena virus HPV selama saya berhubungan seksual menggunakan kondom.
Fakta: Penggunaan kondom memang dapat mengurangi risiko penularan virus HPV. Namun langkah ini tidak memberikan perlindungan 100 persen karena virus dapat menyebar melalui persentuhan kulit yang tidak tertutupi kondom, seperti vulva, anus, area perineum, pangkal penis, dan skrotum.
Mitos 8: Semua pengidap kanker serviks tidak akan memiliki harapan hidup.
Pengidap kanker serviks yang terdeteksi pada stadium awal dan dapat tetap hidup mencapai 92 persen. Harapan hidup makin tinggi jika kanker didiagnosis makin awal. Di sinilah pentingnya memeriksakan diri dengan pap smear secara teratur.
Mengetahui informasi yang tepat dapat membuat Anda lebih berwaspada terhadap bahaya kanker serviks dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Dan semoga Anda dan keluarga selalu diberi kesehatan.
Salam Sehat dari JamuHeritage.com!
Recent Comments